Tuesday, April 2, 2024

Mangkunegoro VII dan Legacy Penyiaran: Kisah Berdirinya SRV pada Hari Penyiaran Nasional

  F0       Tuesday, April 2, 2024

Hari Penyiaran Nasional (Hasiarnas) dirayakan setiap tanggal 1 April setiap tahunnya sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 9 tahun 2019. Semangat Hasiarnas ini dipicu oleh inisiatif Mangkunegoro VII (1916-1944) yang mendirikan Solosche Radio Vereeniging (SRV), menjadi radio pertama yang dimiliki oleh orang Indonesia pada masa itu.

Menurut Mangkunegoro, SRV dianggap penting sebagai sarana pemersatu dan alat perjuangan kemerdekaan. Mangkunegoro VII, memiliki pandangan modern dan minat terhadap penyiaran serta kepemilikan modal, yang menjadi faktor utama kelahiran radio tersebut.

Keseriusan Mangkunegoro VII dalam bidang penyiaran dimulai setelah menerima kiriman pesawat radio penerima dari Belanda. Hal ini memicu keinginannya untuk memiliki stasiun radio sendiri. Dengan bantuan Raden Mas Ir Sarsito, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Praja Mangkunegaran, SRV akhirnya didirikan.

Mangkunegoro VII semakin tertarik dengan penyiaran setelah mendengar pidato Ratu Wilhemina yang disiarkan langsung dari Laboratorium Philips di Kota Eindhoven, Belanda. Hal ini memicu perhatiannya terhadap pengaruh budaya Barat dan membuatnya melirik radio sebagai alat melawan budaya asing.

Pada Jumat, 1 April 1933, rapat untuk pengadaan pemancar baru diadakan di Gedung Societet Sasana Soeka (kini Monumen Pers Nasional). Selama rapat itu, SRV tidak hanya membeli pemancar baru, tetapi juga mengatur pendirian lembaga penyiaran baru yang diberi nama Solosche Radio Vereeninging (SRV), dengan Sarsito sebagai ketuanya.

Awalnya, anggaran untuk membeli pemancar baru dikumpulkan oleh paguyuban seni dan wartawan di Surakarta, namun ternyata tidak mencukupi. Mangkunegara VII dengan baik hati memberikan bantuan untuk membeli pemancar tersebut.

SRV kemudian mulai beroperasi di Pendopo Kepatihan Mangkunegaran. Pada 15 September 1935, SRV membangun studio sendiri yang diresmikan oleh Gusti Nurul. Melalui siaran mereka yang mengedepankan budaya dan musik Jawa, SRV menjadi alat perjuangan politik dan kebudayaan yang mewakili jati diri bangsa.

Stasiun radio SRV berkembang pesat dengan mendirikan cabang-cabangnya di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta. Dengan semangat ini, peringatan Hasiarnas 2021 mengusung tema "Penyiaran Sebagai Pendorong Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi", menegaskan peran lembaga penyiaran dalam pemulihan ekonomi dan integrasi nasional.

Sumber: Elshinta.Com
logoblog

Thanks for reading Mangkunegoro VII dan Legacy Penyiaran: Kisah Berdirinya SRV pada Hari Penyiaran Nasional

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment